Mengingat kebaikan orang lain pada kita

Saya mungkin terlalu mudah melupakan kebaikan orang lain pada saya. Padahal Rasulullah bilang, barang siapa berbuat baik, hendaklah ia membalasnya. Saya tipe orang yg tidak peka bahkan saya mengabaikan segala kebaikan itu karena sesuatu yang tidak dapat saya hindari. Something like “please understand me that it can’t be helped”. Ah, maaf…

Hari-hari pertama, orang itu sangat membantu saya : mencarikan tempat sholat, mengajari cara membuat sealed glass tube, memberi tahu makanan halal, dan tidak segan-segan menghampiri saya di lab jika ada kesulitan, very welcome, sangat ingin membantu saya sebagai orang baru di lingkungan baru.

Semua itu berubah ketika negara api menyerang.

Saya mulai tidak suka padanya karena sifatnya yg judge-able, agak “sombong”, terlalu serius dan ngatain (meskipun sifatnya, becanda) temennya yg agak berlebihan (menurut saya). Mungkin benar, semua itu adalah sekedar alasan dari saya untuk something that can’t be helped. Karena beberapa sifat yg tidak saya suka itu, saya melupakan segala kebaikan yg telah dia lakukan buat saya. I’m totally a bad judge then, alright?